Sabtu, 31 Mei 2014

Melakukan Saat Kecil, Mengingat Hingga Besar

Salah satu cita-citaku adalah bekerja pada sebuah media bersegmentasi anak atau bekerja pada lembaga masyarakat untuk anak dan remaja. Entah sejak kapan mulai mencintai anak-anak dan dunia remaja. Ketertarikan itu pun sudah mulai saat ini aku tumbuhkan, berusaha untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan dunia anak dan remaja.
Pembicaraan semalam dengan Mbak Ameng, Mbak Dhita dan Anas juga semakin menguatkanku untuk serius dalam dunia tersebut. Hanya berbekal pertanyaan apa yang paling menarik selama SD, meluncur berbagai cerita menyenangkan sewaktu kecil.
Cerita soal bagaimana antusiasme otak kecil kita pada pertumbuhan sebiji kacang panjang, mendirikan sebuah tenda dengan simpul-simpul, menyentuh putri malu dan menunggunya mengembang lagi. Semuanya terasa menyenangkan dan berkesan. Membuat kita mengenang hal itu hingga dewasa. Melakukan sesuatu secara langsung memang membekas secara lama. Terlebih saat anak-anak, semangat kita yang tidak ada habisnya dimanfaatkan untuk belajar banyak hal baru.

Aku ingat, ketertarikanku pada memasak dan sering membantu Bunda karena Bunda pernah mengajakku membantunya memasak sewaktu kecil. Bertahap hingga Bunda mendampingiku membuat masakan pertamaku sendiri, sebuah sup sayur. Karena kesan pertama itu, aku jadi terbiasa dengan memasak. Aku jadi menyukainya hingga saat ini.
Aku juga ingat sebuah percobaan kecil dari Sensei-ku sewaktu SMP. Ia memberikan sebuah lem gel dan garam pada kami. Ia membiarkan kami mencampur kedua bahan itu, mengaduknya hingga lem berubah menjadi semacam lilin. Hmmm, apa tepatnya barang itu aku tidak bisa menjelaskannya. Yang pasti lem dan garam itu bercampur menjadi satu menjadi semacam mainan karet yg lengket. Ingat mainan kenyal berwarna-warni berbagai bentuk? Yang bisa menempel di dinding saat kita lontarkan? Naaah, benda itulah yang menjadi hasil eksperimen kami. Yang masih teringat jelas euphoria sekelas saat memainkannya.
Berbagai hal kecil yang aku baca sewaktu kecil juga banyak membekas. Jauh sebelum mengenal pelajaran Geografi soal nama dan bentuk awan, sudah sejak SD aku bercerita dongeng awan tentang bentuk dan namanya pada temanku karena membacanya dari sebuah majalah. Saat musim penghujan, aku juga sering melihat langit sore. Memperhatikan warna apa yang menjadi dominasi di langit, kuning atau oranye? Dari majalah yang sama, aku mengetahui bahwa warna langit senja bisa mengindikasikan cuaca saat malam, akan cerah atau hujan.
Banyak melakukan hal-hal baru dan eksplorasi saat anak-anak, membuatku sering memperhatikan banyak hal disekitarku. Juga memiliki banyak pengetahuan untuk dibawa hingga saat ini. Ada kenangan yang bisa diceritakan saat dewasa nanti.


Itulah yang ingin aku berikan bagi anak-anak kelak dan alasan ingin masuk dalam dunia anak dan remaja. Rasa ingin tahu dan sebuah pengalaman yang bisa mereka bawa hingga besar. Aku ingin semakin banyak anak memiliki sesuatu untuk diingat, melakukan banyak hal untuk dikenang. Sama seperti apa yang aku, Mbak Ameng, Mbak Dhita dan Anas alami. Yang membuat kami dapat bercerita seru sambil tertawa tiada henti.