Memilih nama memang sangat sulit.
Jangankan memilih nama untuk anak kelak,
bahkan memilih nama untuk sebuah blog
saja terasa sangat sulit.
Setelah dua hari berputar-putar mencari nama
yang terbaik. Kembali lagi pada euphoria
itu.
Dua kali mengganti alamat blog, beserta namanya, tapi aku tidak
pernah bisa move on. Selalu kembali pada bulan terakhir dalam setiap tahun. Desember.
Entah kenapa, ada banyak cerita dengan nama
bulan ini. Dimulai dari bulan pernikahan orang tua yang kebetulan juga
merupakan bulan kelahiran, lalu nama panggilan yang merupakan potongan awal
kata Desember, juga momen yang paling ditunggu-Natal yang dirayakan setiap
bulan Desember.
Oke, terlalu banyak attach pribadi pada bulan ini.
Lalu itu juga kah yang menjadi alasanku tidak
bisa move on?
No. Alasan kembali pada konsep itu karena aku selalu suka
excitement dan euphoria bulan
Desember. Aku memaknai Desember lebih dalam dari hal-hal manis yang terjadi
pada bulan Desember.
Aku memandang Desember sebagai bulan rendah hati.
Pada bulan Desember, kita berhenti sejenak. Bertanya-tanya. Apa yang
sudah kita lakukan selama 11 bulan yang terjadi pada tahun itu. Kita mencari, menemukan,
terjatuh, mencapai titik tertinggi. Kita terdiam pada satu titik, mengulang
semua yang pernah terjadi. Kita tidak terburu-buru. Kita berhenti pada satu
titik, dimana kita ingin kembali menikmati waktu-waktu yang sudah kita lalui. Kita
tidak lagi berpacu untuk berjalan atau berlari lebih cepat. Desember menjadi perhentian yang tidak
membuatmu risau.
Pada bulan Desember, kita tersembuhkan. Semua kita hayati setiap
Desember. Pada Desember pula, dengan segala keburukan dan kesialan yang kita
alami dalam setahun, kita tidak pernah merutukinya. Kita tersenyum saat
mengingat kehilangan yang harus kita alami, kita tertawa atas kekonyolan yang
pernah terjadi. Desember menyembuhkan
banyak kekecewaan.
Pada bulan Desember, kita menyulam harap. Merangkai mimpi,
membuat tujuan hidup baru, merajut kehidupan yang lebih menyenangkan. Kita
dengan optimis menatap tahun baru yang akan kita jalani. kita recharge energi
dan tersenyum dengan beribu harapan baik untuk bulan Januari. Desember memberikan kesempatan merasakan dan
menciptakan hal indah.
Pada bulan Desember, kita menyakini sesuatu. Mungkin dalam
sepanjang tahun itu, bulan Desember membuat kamu percaya. Tahun depan akan
lebih baik, kesialan yang terjadi tidak akan terulang lagi, mensyukuri keburukan
yang pernah kita hadapi, memperbaiki diri agar bisa mencapai yang lebih baik
lagi. Setelah kita berhenti untuk mengingat, menyembuhkan kekecewaan yang kita
alami, membangun harapan baru untuk dijalani, lalu kita kembali tegak untuk
menghadapi apapun yang akan terjadi. Desember
menjadi titik kamu menemukan dirimu lagi.
Itu mengapa aku selalu kembali pada Desember.
Alasan itu pula yang membuat aku
menggunakannya sebagai nama berbagai cerita ini. Ada harapan dimana, dengan
mengingat nama itu, membuatku menulis dengan rendah hati. Aku tidak lagi dengan
kasar menghakimi. Aku mengingat semua cerita dibalik apa yang aku tuliskan. Aku
tidak tergesa-gesa menyelesaikan kenanganku bersamaan dengan berakhirnya
tulisanku.
Lalu
bagaimana dengan Desember-mu?