Senin, 26 November 2012

Karena Tanpa Alasan..


          “Kenapa kamu suka sama dia?”
          “Gak tau.. Hmm, mungkin karena dia ganteng, lucu pinter lagi. Eh, gak tau ding! Yang pasti aku ngerasa nyaman.”

          “Kok kamu suka sama ini sih?”
          “Karena.. Karena?? Yaa, suka aja! Gak bisa dijelasin..”

          Pernah denger jawaban seperti itu?
          Apa yang kalian pikirkan?
          Merasa itu konyol? Tidak jelas? Atau tidak meyakinkan?

          Dulu aku juga begitu.. Dulu aku juga merasa, semua harus ada alesan yang jelas. Untuk masalah perasaan sekalipun.
          Tapi sekarang enggak.
          Aku bisa menerima ketidakjelasan. Aku udah bisa merasakan betapa  magis menyukai tanpa alasan, betapa jelasnya perasaan kita yang tidak bisa dijelaskan. Tapi, betapa nyamannya saat kita memilih untuk menyukai atau mencintai sesuatu. Tanpa ada alasan.
          Karena kadang kita lupa satu hal.
          Hati tidak bisa diajak berlogika. Sesuatu yang keluar dari hati, tidak bisa dengan mudah dicari alasannya.
          Aku sangat kagum dan merasa sangat takjub, saat mendengar teman atau orang bilang, “Aku gak tau kenapa aku bisa suka sama dia. Yang aku tau Cuma aku merasa nyaman”.
          Buat aku, mencintai atau menyukai tanpa alasan adalah magis. Dan itulah cinta atau suka yang sebenarnya.
          Kita tidak berusaha mencari alasan.
          Kita hanya merasa nyaman.
          Juga merasa lengkap.
          Senang. Bahagia. Kagum. Pada saat yang sama. Kadang juga ada sesuatu meledak disekitar kita.
          Kita mencoba menerima apa adanya.
          Kita tidak berusaha membanding-bandingkan.
          Kita selalu berusaha mempertahankan.
          Kita selalu berusaha memperbaiki, memperdalam.
          Dalam tenang, dan tak berusaha menggembar-gemborkan.

          Entah..
          Semua yang ada didunia ini, semua yang ada didekatku, orang yang mengelilingiku, perasaan disekitarku, terasa sangat magis.
          Karena aku merasa nyaman, merasa lengkap, merasa bahagia, merasa ingin mempertahankan dan berterimakasih.
          Aku mencintai, menyukai. Dan aku merasa itu benar.
          Karena semua, tanpa alasan..

"Pertunjukan" Jalanan


Hari ini, entah apa yang spesial.. Kalo liat tanggalan sih, tanggal 26. Buat aku, nothing special today. Tapi buat jalanan, kurasa hari ini cukup spesial..
Kenapa spesial? Karena sepanjang jalan kenangan, eh, jalan menuju kampus, aku liat dua pertunjukkan jalanan.  And know what? Ini sedikit epic yang dibumbui drama pemirsa.
Show pertama tadi pagi, aku kasih judul: “Ibu Polwan Turun ke Jalan.”
Kenapa harus judul itu? Bukankah emang udah seharusnya Ibu Polwan “turun ke jalan”?
Entah, apa karena pengetahuanku yang terlalu sempit soal ini, tapi sepengetahuanku, Ibu Polwan jaraaaaaaaanng banget aku liat di jalanan atau di berita kriminal? Iyaa, jarang. Padahal, kalo aku liat Ibu-Ibu Polwan yang tadi bawa spanduk, lumayan banyak loo..
Beneran, spanduk yang tadi bertuliskan, kurang lebih dan kalo gak salah tentang pemberdayaan perempuan itu dibawa sama 5-7 orang.. Belom lagi yang berdiri deret-deret di dipinggir jalan.
Satu pertanyaan buatku.
Sejauh manakah pemberdayaan itu sendiri ada pada tubuh kepolisian? Kalo aku jarang lihat Ibu Polwan “turun”, apakah pemberdayaan hanya dilakukan pada bagian administrasi? Lalu, bagaimana dong mengklarifikasi mindset anak-anak TK nan polos itu yang sudah terlanjur tertanam sosok heroik seorang Ibu polisi? Semoga pandanganku salah, semoga Ibu polisi memang punya tugas dan kerja heroik tersendiri. Jadi, besok aku bisa menjelaskan secara rinci sama anakku #tsaaaaahh~
Tapi, ada satu pikiran yang mengganjal.
Apa motif Ibu polwan turun kejalan hari ini? Apa karena kemarin adalah hari pemberdayaan perempuan? Apakah hanya itu?
Okee, disatu sisi, mungkin ini adalah cara untuk menyebarluaskan dan menginformasikan hari pemberdayaan perempuan yang diperingati setiap tanggal 25 November. Tapi, buat aku, kenapa aku merasa ini menjadi salah satu adegan kelatahan?
Kelatahan. Yaa, latah.
Latah karena tanggal. Karena hari pemberdayaan perempuan, terus semua yang merasa menjadi perempuan wajib turun ke jalan. Kenapa enggak setiap hari aja? Ini menjadi kelatahan tersendiri buat aku, saat kita berteriak meminta kesetaraan gender tapi ternyata hanya pada tanggal-tanggal keramat aja kita, sang wanita, turun kejalan. Kenapa begitu?

Show kedua adalah: “Hla saya kan..”
Tadi ada sedikit drama diperempatan MM.
Ada adu mulut antara bapak nyentrik dan ibu-yang-dibilang-karyawan-kampus. Entah gimana ceritanya tapi drama pagi hari itu cukup membuat para pengendara nonton sambil nunggu lampu ijo.
Aku gak tau pasti percakapannya, yang aku denger jelas Cuma ini:
          “Tapi, saya harus cepet-cepet ngantor. Ini udah hampir telat,” ucap sang Ibu.
          “Hla saya Cuma mau minta pertanggungjawaban Ibu aja, katanya Ibu karyawan di universitas bagus, harusnya ada etika yang Ibu tunjukkan dong.” Balas si Bapak.
Entah apa lagi, tau-tau si Bapak udah melambai dan manggil Pak Polisi.
Dengan santai, Pak Polisi dateng. Dengan gerakan bibir yang kurang lebih berujar “Ada apa ini?” lalu kedua orang itu buru-buru berusaha menjelaskan. Tanpa babibu Bapak Polisi langsung menengadahkan tangan dan melayanglah STNK masing-masing kendaraan. Lalu, Pak Polisi menunjuk kantor yang ada disebrang jalan, sepertinya disuruh ngurus di kantor.
Sayangnya, pas lagi mulai masuk klimaks, lampu udah ijo dan dengan enggan karena diberondong klakson, para penikmat drama itu harus segera beranjak. Aku gak tau apa kelanjutan dari drama itu, berakhir bahagia atau sedihkah? Entah. Aku tidak cukup selo untuk datang ke kantor polisi dan menanyakan ending-nya.
Hanya satu yang aku lihat.
Setiap orang, senetral-netralnya orang itu, semerasa salahnya orang itu, atau seputusasanya orang itu, saat mereka terdesak, saat mereka dipojokkan, tanpa sadar mereka akan berusaha membela diri. Itu naluri.
Naluri untuk menyelamatkan diri, walau mulut berbicara “aku tau aku salah, dan aku sudah cukup dewasa untuk menyadari” tapi kita tidak bisa menghindari naluri kita. Usaha kita untuk setidaknya membela diri, walau sebenarnya kita juga menyadari bahwa kita salah.
Pertunjukkan jalanan hari ini sedikit membingungkan.
Dibumbui drama, lucu namun juga sangat ironis. Betapa kompleknya hidup ini dan betapa njlimetnya jadi manusia.
Yaa, kompleks dan njlimet..

Jumat, 23 November 2012

Membaca Bintang


            “Eh, itu ada majalah. Cepet cepet ambil, kita liat zodiak minggu ini dulu!”
            Kurang lebih begitulah antusiasme kita pada salah satu rubrik yang selalu ada di majalah remaja perempuan. Zodiak. Rubrik satu ini seakan menjadi salah satu halaman paling wajib untuk dibaca. Membaca ramalan cinta,kesehatan juga keuangan minggu ini, semua menjadi paket komplit penentram hati bagi remaja perempuan. Lalu, apakah benar zodiak hanya sekedar ramalan saja?
            Zodiak berasal dari bahasa Latin Zoidiakos yang lalu dalam bahasa Yunani menjadi Zodiacus yang berarti tanda hewan kecil. Zodiak juga bisa disebut sebagai rasi bintang yang tampak dari bumi yang dilintasi matahari setiap tahunnya. Kemunculan Zodiak ini merupakan salah satu kegemaran masyarakat zaman dahulu yang kerap  membuat garis imajiner antarbintang. Dari garis-garis imajiner yang membentuk rasi bintang itu akan terbentuk sebuah gambar tertentu. Seperti gambar singa yang lalu kita kenal sebagai zodiak Leo.
            Secara ilmiah kita mengenal ilmu Astronomi, dimana ilmu tersebut mempelajari kejadian benda-benda langit diluar atmosfer bumi mulai dari Matahari, Planet, Bintang dan Bulan. Pada awalnya pun, zodiak merupakan bentuk penemuan ilmu Astronomi, dimana kita mengelompokkan bintang menjadi satu rasi dan membentuk bidang ekliptika atau area yang dilintasi matahari dalam siklus tahunannya menjadi 12 area dengan besar 30 derajat. Dalam setahun, jika matahari bergerak dalam waktu yang sama, maka dalam 30 hari matahari akan melintasi satu bidang zodiak. Maka itulah, kita mengenal zodiak berdasar bulan kita lahir.
            Dalam mitologi, zodiak memiliki berbagai cerita menarik dibalik lambang dan deskripsi setiap zodiak. Zodiak-zodiak yang kita kenal saat ini dan ramai dibicarakan oleh banyak orang adalah zodiak yang berasal dari mitologi Yunani. Zodiak mulai dari Aries, Pieces, Sagittarius dan yang lain menceritakan tentang dewa-dewi Yunani. Tapi, zodiak sendiri tidak hanya mempunyai cerita bersumber dari mitologi Yunani. Mesir juga mempunyai zodiak sendiri, dengan lambang, elemen dan cerita yang berbeda menurut dewa-dewi kepercayaan Mesir. Begitu juga dengan Suku Maya. Suku yang terkenal melalui ramalan akan akhir dunia pada tahun 2012 ini ternyata juga memiliki zodiak tersendiri.
            Zodiak Mesir atau pun zodiak Suku Maya mungkin tidak banyak diketahui orang. Seperti yang banyak kita tahu, Yunani dengan segala hasil pengetahuannya memang diakui sebagai peradaban yang maju dan pintar, namun lain lagi dalam hal zodiak. Menurut Museum Louvre di Prancis, Mesir sudah lebih dulu mengenal dan memakai zodiak dalam kehidupannya (terselubung.com). Dari sistem tanggal sendiri, zodiak Mesir dengan Zodiak Yunani memiliki selisih tanggal walau tetap berjumlah 12. Zodiak Mesir akan diawali dengan Sphinx, penjaga harta karun yang dimulai dari tanggal 27 Desember-25 Januari. Berbeda dengan zodiak Mesir, kita mengenal Aries sebagai zodiak pertama dalam mitologi Yunani yang bertanggal mulai dari 21 Maret-19 April. Capricorn (22 Desember-20 Januari) sebagai zodiak yang juga dimulai akhir Desember ini, memiliki selisih tanggal dengan zodiak Sphinx.
            Berbeda lagi dengan Zodiak Suku Maya. Suku Maya yang ahli dalam bidang Astronomi, Matematika dan yang lainnya ini dikenal sebagai suku religius yang membuat sendiri gaya menyembah Tuhan. Suku Maya memiliki berbagai sistem kalender sendiri yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Kalender Tzolkin yang berhari 260 memang menjadi pedoman dalam Astrologi Suku Maya, sedangkan kalender Haab memiliki kesamaan hari dengan dengan kalender biasa yang berjumlah 365 hari. Perbedaan jumlah hari ini akan sangat memusingkan bagi kita jika ingin mengetahui naungan zodiak kita dalam mitologi Suku Maya, terlebih tanggal lahir kita pada kalender biasa akan menujukkan tanggal yang berbeda bila dilihat melalui kalender Suku Maya. Sederhananya, dalam Astrologi kalender Haab akan memunculkan 19 zodiak dan kalender Tzolkin ada 20 zodiak.
Dalam perkembangan lampau, zodiak-zodiak ini muncul dari para pengamat langit yang pada dasarnya membuat garis-garis imajiner yang membentuk rasi bintang untuk membantu pengamat langit zaman dulu untuk tahu dimana letak benda-benda langit, sekaligus juga menjadi tanda mata angin atau petunjuk memulai musim.
Namun, dengan macam peradaban yang sama-sama bergantung pada benda-benda langit, baik Yunani, Mesir mau pun Suku Maya akan memberikan banyak pilihan zodiak juga bermacam-macam karakter pada setiap zodiaknya. Sistem zodiak yang akhirnya lebih kita kenal sebagai ramalan adalah bagian dari Astrologi.  Seperti yang kita tahu, Astrologi adalah ilmu yang mempelajari pergerakan benda-benda langit yang dihubungkan dengan masa depan, menentukkan nasib atau karakter seseorang dan mengunakan zodiak sebagai salah satu acuannya. Astronomi atau pun Astrologi memang berasal dari akar keilmuan yang sama. Namun, dalam perkembangannya kedua ilmu itu berjalan terpisah karena Astronomi mempelajari  pergerakan benda langit melalui penelitian ilmiah bahkan menggunakan teori-teori Fisika.
Zodiak memang menjadi salah satu fenomena alam yang ilmiah. Namun, dalam perkembangannya, zodiak memang menjadi ‘salah sejarah’ karena lebih dikenal sebagai ramalan. Padahal, jika kita baca lebih dalam lagi, karakter-karakter yang muncul adalah bentuk penggambaran dari dewa-dewi yang menjadi lambang dari setiap zodiak. Menggambarkan karakter dan kisah dibalik setiap zodiak, dan tidak semua orang dibawah naungan zodiak itu akan memiliki karakter atau garis cerita yang sama. Membaca bintang tidak hanya berbicara tentang ramalan, tapi juga tentang filosofinya, juga manfaat dari setiap rasi bintang yang ada.
Referensi
Cerita di Balik 12 Lambang Zodiak. http://terselubung.blogspot.com/2012/02/cerita-di-balik-12-lambang-zodiak.html. 22 Desember 2012
Mayan Astrology. http://horoscopes.lovetoknow.com/Mayan_Astrology. 22 Desember 2012
Melihat Ramalan Zodiak Secara Ilmiah. http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2065492-melihat-ramalan-zodiak-secara-ilmiah/. 22 Desember 2012
Mengenal Zodiak Mesir. http://terselubung.blogspot.com/2009/10/mengenal-zodiak-mesir.html. 22 Desember 2012
Rahasia di Balik Zodiak kamu. http://dianacakes.wordpress.com/dibalik-simbol-zodiak/. Diunduh 20 Desember 2012
Ramalan Zodiak Suku Maya. http://www.koskosanku.com/artikel/serba-serbi/20/551/ramalan-zodiak-suku-maya. 22 Desember 2012
Sejarah Zodiak. http://rasibintang.wordpress.com/category/sejarah-zodiak/. Diunduh 20 Desember 2012
Zodiak dalam Astronomi. http://langitselatan.com/2011/01/20/zodiak-dalam-astronomi/. Diunduh 20 Desember 2012
Zodiak yang terus bergeser. http://sains.kompas.com/read/2011/01/20/10021175/Zodiak.yang.Terus.Bergeser. Diunduh 20 Desember 2012.
Zodiak: Astrologi atau Astronomi. http://deking.wordpress.com/2007/08/15/zodiak-astrologi-atau-astronomi-hanya-suatu-prequel/. Diunduh 20 desember 2012

Kenapa


Kenapa?
Kenapa bisa ada sejarah love at the first sight?
Kenapa bisa ada pepatah witing tresno jalaran saka kulino?

Kenapa?
Kenapa hanya dengan rintik hujan dan bulir air dijendela,  bisa merasa senang?
Kenapa hanya karena sebuah bola menjebol jaring, bisa begitu gegap gempita?

Kenapa?
Kenapa bisa menyebut nama Tuhan dengan cara yang berbeda?
Kenapa aku sawo matang, kamu kuning langsat?
Kenapa aku nasi, kamu sagu?
Kenapa bisa aku menjadi aku dan kamu menjadi kamu?
Kenapa bisa aku venus dan kamu mars?

Kenapa begitu banyak hal yang muncul tanpa ada alasan?
Kenapa bisa kita selalu mempertanyakan, tapi begitu khitmad menjalani?
Dan, kenapa ada begitu banyak kenapa?
Apa berbeda ini memang Dia ciptakan?
Atau kita yang selalu bertanya kenapa pada setiap yang berbeda?

Kamis, 15 November 2012

I wanna go home now :’)




Rumah adalah tempat dimana kita akan pulang, dimana kita akan kembali setelah berlari, setelah pergi, setelah melakukan banyak hal. Juga setelah kita menemukan hal lain yang lebih mengasyikan.

Rumah adalah tujuan kita dimana kita bisa aman, nyaman dan tenang. Makan, tidur, menangis, tertawa, melakukan semua hal tanpa takut, seakan tidak ada hal buruk terjadi diluar sana.

Rumah bukan hanya sebuah Tempat.
Rumah juga orang yang hidup didalamnya, yang memberi warna didalamnya.
Rumah adalah ‘tempat’ dimana kita akan pulang. Dimana kita akan kembali.
Orang-orang yang akan setia menyambut kita tak peduli apapun rupa kita saat kembali.

And, I wanna go home now. Home WHO I belong.
My home is all about you guys.

Tentang suka dan duka..
Tawa dan air mata..
Senyum dan cemberut..
Kata-kata manis dan gerutu..
Pelukan dan pukulan..

Really, i wanna go home. Right now.. :’)