Kamis, 20 Juni 2013

Hujan membuatmu memilih..

Hari ini pulang dari pucuk Gunung barengan sama Tim Save The Children dan Komunitas ruang. Sampai di C-3 yang halaman rumahnya penuh markisa itu, hujan turun dengan deras.
Berhubung hujan deres, jadi aku minta dijemput.
Berhubung pula jas hujan yang apik abis diuletin jadi Ayah ngasih jas hujan plastic warna kuning yang cetar itu.

Apa yang dilakukan pertama kali?
Sambil ngepasin pantat dijok motor, aku lebih memilih untuk menyelamatkan laptop. Lupa untuk pake mantolnya dulu.
Bukan malu jadi gak mau make sih, cuma suaranya itu lho. Kalo dijalan kemresek --_______-- huwug-huwug kena angin, jadi bikin sebel.

Sepanjang perjalanan lalu aku berpikir dan menghasilkan sebuah konklusi.
“Hujan membuatmu memilih apa yang akan kamu selamatkan.”

Hujan membuatku lebih memilih menyelamatkan laptop ketimbang badan yang masih harus diajak kerja rodi 2 minggu lagi.
Hujan pun membuat Ibu-Ibu rewel dijalan memilih ngebut untuk menyelamatkan baju yang dijemur. Enggak inget kalo hujan jalanan licin.
Hujan membuat kita ngebut dan nyerobot sana sini. Tidak ingat kalo kita bisa membahayakan orang lain.
Hujan membuat Pak Penjual Koran memilih menutup korannya dengan plastic tapi tidak menutupi dirinya sendiri. Lupa bahwa ia bisa jatuh sakit esok harinya.
Bahkan, aku pernah lihat, ada anak SD lebih memilih memeluk tas sekolahnya ketimbang menutupi kepalanya. Lupa bahwa air hujan bisa membuatnya kedinginan dan sakit.

Yaa, setelah melihat titik hujan membasahi markisa di halaman C-3 dan puluhan orang dijalanan, hujan memang membuat kita memilih apa yang akan kita selamatkan.
Dan banyak dari kita lupa untuk menyelamatkan diri kita sendiri. :’)



PS: Mau cerita soal C-3, save the children dan ngajar di Magelang. Tapi besok aja yaa, abis selesai UAS dan selesai acara ngajarnya. Tuntutlah aku untuk menulisnya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar