Rabu, 03 Juli 2013

Shoulder to cry on




Kemarin aku nangis,hehe
Yaa, one of my bad habit tuh. Pasti selalu begitu. Kalo capek sedikit suka nangis, frustasi suka nangis. Kelegaan tersendiri sebenernya kalo nangis itu ;)
Nahh, waktu aku nangis, aku kan pake tisu dan dengan gampangnya, tisu aku buang begitu aja. Ternyata jatuh di piring Mas Kendal yang masih ada pancake-nya dan setelah itu Mas Kendal mau makan itu pancake! So sorry mas L
Ada satu yang menarik yang diucapkan Mas Kendal.
“Kalo nangis itu, di bahu orang. Mosok di tisu sih?” hahaha, maaf mas, maaaf. Besok lagi saya tak cari bahu orang aja, biar gak waton buang tisu.

Terlepas dari acara membuang tisu dengan sembarangan, aku inget sebuah cerita kecil dari Frater Dika. I like that one. Dan kalimat Mas Kendal bener-bener buat aku inget cerita itu.
Aku gak gitu hapal cerita pastinya, tapi aku bisa menceritakanya sedikit walau gak sesuai versi aslinya. Jadi ceritanya kaya begini nih:
      Ada seorang Ayah yang menanyai anaknya, “Menurutmu, bagian tubuh mana yang paling penting?” Anak itu lalu berfikir serius, ia mencoba memikirkan jawaban yang benar untuk menjawab pertanyaan Ayahnya.
“Jantung,” jawabnya.
Sang Ayah menggeleng. “Bukan, Nak. Kamu harus memikirkannya lagi.”
Anak terus berfikir. Ia memutar otaknya untuk mendapatkan jawaban yang benar.
“Hati?” jawabnya keesokan harinya.
“Masih belum betul, Nak. Coba cari jawaban lain.” Ujar Sang Ayah sambil tersenyum.
Anak yang penasaran, semakin memutar otaknya. Ia lalu menyebutkan berbagai bagian badan yang vital bagi manusia. Otak, lambung, kaki, mata, telinga, tangan, lidah. Semua ia sebutkan, tapi Ayah masih menggeleng sambil tersenyum.

Pada suatu hari, Nenek meninggal. Kejadian itu menjadi pukulan berat bagi Ibu.
Pada saat dipemakaman, anak melihat Ibunya selalu menangis tersedu-sedu. Ibu selalu menangis selama acara pemakaman Nenek. Selama itulah, anak melihat Ibunya terus menangis dan bersandar pada bahu Ayah.
Melihat hal itu, anak mendapatkan jawabannya.

Suatu hari, ia mendekati Ayah dan mengucapkan jawabannya. “Aku tau, Yah. Bagian tubuh yang penting adalah bahu.”
Ayah lalu tersenyum. “Darimana kamu bisa mendapatkan jawaban itu?”
“Aku melihat Ibu bersandar pada Ayah selama pemakaman Nenek. Entah kenapa, aku melihat bahwa saat itu, jika tak ada bahu Ayah untuk bersandar, Ibu tidak akan sanggup berdiri kuat.”
Ayah kembali tersenyum dan menganggukkan kepala.
“Betul sekali, Nak. Bahu memang salah satu anggota tubuh yang penting. Dengan bahu kamu bisa berbagi. Berbagi beban berat dan kesedihan yang kamu rasakan. Dengan bahu kamu juga bisa membantu orang lain. Mencoba memberi semangat, mencoba mendukung, memberi sangga dan kekuatan pada orang yang bersandar pada bahumu. Tanpa berbicara, saat kamu memberikan bahumu untuk tempat bersandar itu akan menjadi tanda bahwa kamu siap untuk menolong orang tersebut dan kamu akan membagi kekuatan kamu untuk orang itu.”

Yaaa, begitulah ceritanya.
The strength of shoulder. Bagian tubuh yang kecil tapi menyimpan banyak kekuatan.
Apakah sudah ada yang menjadi shoulder to cry on, anyone? Yuk kita berbagi kekuatan dengan bahu kita J

Gambar dari http://inspirably.com/quotes/by-hailie-vanisi/sometimes-we-all-need-a-shoulder-to-cry-on

Tidak ada komentar:

Posting Komentar