Jumat, 24 Januari 2014

Aku Juga Pengen Nyindir..

Aku makin gak paham dengan sarkasme dan sindiran kepada para pejabat pemerintah. Entah untuk siapapun. Yang lagi heboh sih untuk Bu Ani.
Jujur aku bingung dan agak pusing, dengan sarkasme dan sindiran yang terus menerus ada. Yang menuntut Bu Ani untuk berhenti main instagram dan hobinya dengan fotografi.
Mereka meminta Bu Ani untuk lebih peduli pada bencana alam, yang menurut salah satu stasiun televisi swasa membuat Indonesia menjadi darurat bencana. Mereka menuntut Bu Ani sebagai Ibu negara untuk membantu apa yang sedang terjadi diluar istana indah yang Beliau tempati dan kamera mahal yang selalu mereka tanyakan dengan uang apa Beliau membeli.

Mereka selalu berteriak, menuntut orang lain agar menyelesaikan masalah yg ada. Terutama para pejabat pemerintah. Kan sebagai pejabat pemerintah, udah tugasnya kan? Kata mereka.
Ibu Ani tidak pernah mencalonkan diri sebagai Ibu Negara, Beliau hanya kebetulan menjadi istri dari seorang politikus yang nyalon jadi presiden dan menang. Itu poin pertama.
Poin selanjutnya, ini gampang banget? Para orang yang menyindiri itu, apa yang sudah mereka lakukan untuk para korban bencana? Udah nyumbang? Udah jadi sukarelawan?
Penyindir yg tinggal di Jakarta, apa sudah jadi penduduk yang enggak buang sampah di kali? Udah punya kesadaran untuk buang sampah dengan benar?
Aku tanya aja, udah melakukan itu semua belom? Jangan-jangan para penyindir itu malah sedang liburan atau nongkrong di cafe?

Poin lainnya, aku suka karena banyak orang semakin sadar dan mau memberi kontrol sosial, atas peran dan status seseorang. Masalahnya, Ibu Ani hanya Ibu negara, bukan ibu peri dengan tongkat ajaibnya yang bisa menyelesaikan semua masalah di Indonesia yg terus dituntut penyelesaiannya.
Indonesia punya jutaan penduduk, kenapa tidak membangun kesadaran jutaan manusia itu lalu menggerakkan badan dan mencoba menyelesaikan masalah yg ada? Kenapa harus menuntut banyak hal, menunjuk satu orang yang seakan-akan sangat luar biasa dan sanggup menyelesaikan semua masalah?
Mungkin akan lebih baik lagi jika para penyindir itu memang tersadar, bukan hanya untuk memprotes namun juga bergerak untuk menyelesaikan. Mungkin sindirannya akan lebih jos dan berbunyi, iya kan?

Ada yang sudah mulai merencakan memberikan sindiran lewat aksi?

Itu sindiranku buat teman-teman, juga buat diriku sendiri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar