Sabtu, 09 Agustus 2014

Berhati-hatilah...

Untuk kamu,
Selamat pagi.. Apa kabarmu hari ini?
Aku tidak ingin mengulang omelan yang sama setiap pagi. Tapi bagaimana lagi, kamu terlalu terbiasa tidur dini hari.
Kita memang sama-sama makhluk nocturnal. Jika kamu mengingat lagi, kekalongan kitalah yang mendekatkan kita. Namun, mengetahui bahwa kamu sering tidak bisa tidur, cukup membuatku khawatir. Kumohon, cobalah untuk tidur lebih lama lagi. Tidak hanya 2-3 jam seperti yang biasa kamu lakukan.

Untuk kamu,
Pagi ini, aku mengulang apa saja yang pernah kita lalui bersama. Pagi ini, aku menyadari bahwa apa yang kuanggap sebuah ilusiku ternyata sebuah kenyataan.
Pagi ini, aku terbangun dengan dada yang cukup sesak.
Bukan. Aku tidak sakit. Asmaku sedang tidak kambuh. Tapi dadaku terasa sangat sesak. Penuh. Dan kadang sering membuatku sulit bernafas.
Lalu bagaimana rasanya? Apakah aku baik-baik saja?
Iya, aku baik-baik saja. Dan rasanya menyenangkan. Rasanya menyenangkan merasakan dada ini sesak. Rasanya kesulitan bernafas tidak pernah senyaman ini. Rasanya, aku selalu ingin mengulangi sesaknya dada ini setiap hari.

Untuk kamu,
Aku benar-benar menyukai sensasi ini.
Sumpah. Aku selalu menanti seperti apa kupu-kupu terbang didalam perut atau jantung yang berdetak dengan kurang ajar. Aku ingin tau rasanya. Dan aku merasakannya saat ini. Ternyata memang tidak jauh dari bayanganku selama ini. Ternyata, seperti ini merasakannya secara langsung.
Aku benar-benar menanti sensasi ini. Untuk datang lagi.
Aku suka conffeti yang meledak diam-diam. Aku suka kupu-kupu yang terbang didalam perutku. Aku suka saat bibirku by default tertarik membentuk senyum. Aku suka debar jantung yang berderap bagai genderang.

Tapi, aku mulai mencemaskan sesuatu.
Aku takut, jantungku, dadaku atau apalah ini terlalu bekerja keras karena tidak pernah berdetak secepat ini. Aku takut, jika suatu saat detaknya melemah. Atau mungkin karena jantungku yang mulai bekerja tidak maksimal.
Tolong berhati-hatilah pada debaran ini.
Jangan sampai jantungku terlalu lemah hingga tidak bisa berdebar sehebat ini. Bertanggungjawablah pada kesehatan jantungku ini. Aku tidak ingin debarannya semakin melemah. Karena, sesesak apapun rasanya, aku menyukainya.. Karena, sekuat apapun debarannya, aku menantinya..
Jadi, tolong berhati-hatilah..

Sincerely,
                              
Masih dengan conffeti yang meledak,
kupu-kupu yang enggan berhenti terbang,
juga penambuh genderang yang tak henti membuat dada berdebar..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar