Jumat, 19 Juni 2015

Desember, Lagi

Memilih nama memang sangat sulit.
Jangankan memilih nama untuk anak kelak, bahkan memilih nama untuk sebuah blog saja terasa sangat sulit.
Setelah dua hari berputar-putar mencari nama yang terbaik. Kembali lagi pada euphoria itu.

Dua kali mengganti alamat blog, beserta namanya, tapi aku tidak pernah bisa move on. Selalu kembali pada bulan terakhir dalam setiap tahun. Desember.
Entah kenapa, ada banyak cerita dengan nama bulan ini. Dimulai dari bulan pernikahan orang tua yang kebetulan juga merupakan bulan kelahiran, lalu nama panggilan yang merupakan potongan awal kata Desember, juga momen yang paling ditunggu-Natal yang dirayakan setiap bulan Desember.
Oke, terlalu banyak attach pribadi pada bulan ini.

Lalu itu juga kah yang menjadi alasanku tidak bisa move on?
No. Alasan kembali pada konsep itu karena aku selalu suka excitement dan euphoria bulan Desember. Aku memaknai Desember lebih dalam dari hal-hal manis yang terjadi pada bulan Desember.

Aku memandang Desember sebagai bulan rendah hati.
Pada bulan Desember, kita berhenti sejenak. Bertanya-tanya. Apa yang sudah kita lakukan selama 11 bulan yang terjadi pada tahun itu. Kita mencari, menemukan, terjatuh, mencapai titik tertinggi. Kita terdiam pada satu titik, mengulang semua yang pernah terjadi. Kita tidak terburu-buru. Kita berhenti pada satu titik, dimana kita ingin kembali menikmati waktu-waktu yang sudah kita lalui. Kita tidak lagi berpacu untuk berjalan atau berlari lebih cepat. Desember menjadi perhentian yang tidak membuatmu risau.
Pada bulan Desember, kita tersembuhkan. Semua kita hayati setiap Desember. Pada Desember pula, dengan segala keburukan dan kesialan yang kita alami dalam setahun, kita tidak pernah merutukinya. Kita tersenyum saat mengingat kehilangan yang harus kita alami, kita tertawa atas kekonyolan yang pernah terjadi. Desember menyembuhkan banyak kekecewaan.
Pada bulan Desember, kita menyulam harap. Merangkai mimpi, membuat tujuan hidup baru, merajut kehidupan yang lebih menyenangkan. Kita dengan optimis menatap tahun baru yang akan kita jalani. kita recharge energi dan tersenyum dengan beribu harapan baik untuk bulan Januari. Desember memberikan kesempatan merasakan dan menciptakan hal indah.
Pada bulan Desember, kita menyakini sesuatu. Mungkin dalam sepanjang tahun itu, bulan Desember membuat kamu percaya. Tahun depan akan lebih baik, kesialan yang terjadi tidak akan terulang lagi, mensyukuri keburukan yang pernah kita hadapi, memperbaiki diri agar bisa mencapai yang lebih baik lagi. Setelah kita berhenti untuk mengingat, menyembuhkan kekecewaan yang kita alami, membangun harapan baru untuk dijalani, lalu kita kembali tegak untuk menghadapi apapun yang akan terjadi. Desember menjadi titik kamu menemukan dirimu lagi.

Itu mengapa aku selalu kembali pada Desember.
Alasan itu pula yang membuat aku menggunakannya sebagai nama berbagai cerita ini. Ada harapan dimana, dengan mengingat nama itu, membuatku menulis dengan rendah hati. Aku tidak lagi dengan kasar menghakimi. Aku mengingat semua cerita dibalik apa yang aku tuliskan. Aku tidak tergesa-gesa menyelesaikan kenanganku bersamaan dengan berakhirnya tulisanku.


Lalu bagaimana dengan Desember-mu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar