Rabu, 05 September 2012

Communication is My Passion, Merealisasikan Mimpi


Dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan ada 7 definisi yang mewakili sudut pandang dan konteks komunikasi. Pada intinya, Ilmu Komunikasi membahas tentang cara penyampaian atau proses dimana seseorang menyampaikan sebuah pesan (bisa ide, gagasan, emosi dll) kepada orang lain. Secara tidak langsung, pengertian-pengertian dan definisi-definisi itu yang membuat saya tertarik dengan komunikasi. Menurut saya, komunikasi adalah seni. Seni untuk menyampaikan sesuatu, ‘membungkus’ niat tertentu agar menjadi halus dan mudah dipahami, termasuk juga seni untuk mengelabuhi orang. Dengan berbagai media dan sarana yang semakin kompleks untuk menyebarkan komunikasi, saya melihat semakin banyak cara untuk menyampaikan sesuatu. Hal inilah yang membuat saya semakin tertarik untuk serius memilih komunikasi.
Komunikasi bukanlah pilihan saya dari kecil. Komunikasi bisa disebut adalah jalan lain yang saya temukan saat saya banting setir di penjurusan SMA. Menetapkan pilihan untuk memasuki dunia sosial juga komunikasi, membuat saya harus mempertaruhkan banyak hal sebenarnya, terutama keharmonisan hubungan saya dengan Ayah saya. Ayah saya ingin saya masuk IPA, dan saya ‘membangkang’ dengan masuk IPS dan mencintai dunia dinamis ini. Terlebih, saat saya mulai memasuki dunia jurnalisme dengan menjadi reporter muda disalah satu koran lokal, semakin banyak hal yang membuat saya mengagumi komunikasi dan juga berjalan jauh dari keinginan Ayah saya.
Hal yang semakin menguatkan keinginan saya pada Ilmu Komunikasi adalah karena saya ingin memakai seragam salah satu stasiun TV swasta, memiliki program keliling Indonesia yang mengangkat pariwisata Indonesia, atau menjadi Public Relation di hotel berbintang. Sepele memang, sangat kekanak-kanakan. Tapi, seperti kata orang “berlakulah seperti anak kecil yang polos, yang selalu mempertahankan sesuatu yang dia inginkan”, saya juga seperti itu. Saya terus mensugesti pikiran saya, saya terus berusaha apapun untuk membuat orang lain, terutama Ayah saya, bisa memahami passion dan kebahagian apa yang saya dapatkan dari bidang ini.
Lalu, setelah pasti dengan Komunikasi, universitas mana yang mau saya pilih?? Sudah jelas UGM. Universitas yang megah itu, seakan terus membuat saya untuk membuat mimpi baru selanjutnya. Menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada dengan jurusan Komunikasi. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu mendekati UN dan seiring dengan merajalelanya virus galau yang menjangkiti anak SMA, saya juga sedikit goyah dan sempat menomorduakan jurusan Komunikasi. Saya merasa tidak sanggup untuk bersaing dengan ribuan orang untuk memperebutkan 1 kursi. Saya takut, saya merasa tidak percaya diri, dan saya merasa Ilmu Komunikasi UGM terlalu jauh dari kemampuan saya. Dan apakah itu artinya saya harus mengikuti keinginan Ayah saya?
Tidak juga. Rencana yang Tuhan beri kepada saya sangatlah indah. Ditengah kebimbangan saya, saya menjadi salah satu siswa yang terrekomendasi SNMPTN Undangan. Apa yang sudah diperjuangkan dengan tulus memang akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan disinilah saya sekarang, menjadi mahasiswa yang memakai almamater hijau ‘goni’, duduk dan mengerjakan essai ini, ngepost di blog baru saya dengan #bridgingcourse01.
Apa yang saya dapatkan tak lepas dari sebuah usaha dan kekuatan mimpi. Saya jadi bisa memahami seperti apa isi kepala Ikal dalam buku Laskar Pelangi. Berusaha untuk mencapai apa yang ia inginkan, dengan bermodalkan mimpi. Seperti kata The Secrets, tuliskan mimpimu sesering yang bisa kau lakukan dan Semesta akan mendukungmu, saya juga sempat melakukan hal ini selama libur UN, dan saya mengagumi apa yang dimaksud dengan kekuatan pikiran. Juga seperti kata Tarzan, put your faith in what you most believe in, percayalah dan usahakan apa yang kamu inginkan dan passion-mu terhadap apapun itu, akan mengalir dan membantumu. Itu yang saya pelajari, sebuah proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar