Jumat, 14 September 2012

Hujan Pertama..


 

"Kenapa kamu suka hujan?"
Cengiran lebar akan menyambut pertanyaan itu. "Karena hujan romantis"
"Tapi gerimis lebih romatis daripada hujan," tandasnya lagi. Ngeyel.
Aku merenung. Diam menatap titik-titik hujan yang turun, sambil menjulurkan tanganku merasakan titik hujan yang jatuh dari genting.  "Udah gitu bikin kita semua basah."

Lalu, menghela nafas panjang. aku berbalik menatapnya.
"Hujan itu anugerah," aku balik menatapnya. Kerutan dalam sontak muncul didahinya.
"Saat kamu membenci hujan, apakah kamu tau kalo beras yang kamu makan butuh hujan?"
Dia hanya mampu terdiam. "Saat kamu meratapi hujan yang turun, banyak petani yang bersorak. Saat kamu terdiam menunggu hujan, banyak orang beeduyun-duyun menuju sumber air."
Aku tersenyum simpul. "Hujan itu keseimbangan."
Lagi-lagi ia mengerutkan keningnya. "Hujan itu air yang akan mendinginkan otak kita dari panas matahari. Hujan akan membuat kita bertahan dikantor, atau halte sekalipun dan menunggu. Hujan membuat kita diam dan tak tergesa-gesa. Kita menikmati waktu kita, beristirahat sejenak tanpa merasa dikejar waktu. Dan saat hujan turun, semua terlihat lebih jelas dan segar. Semua terlihat lebih cerah."
Rintik-rintik hujan mulai mengecil. Memunculkan sedikit sinar matahari dari balik awan hitam.
"Pelangi yang indah pun butuh hujan. Tanpa ada guyuran hujan yang kita rutuki itu, kita tak akan bisa melihat keindahan dilangit kelabu. Awan hitam itulah yang membawa warna-warni pelangi.."
"Itu kenapa aku suka hujan. Ada banyak hal yang bisa kita lihat lebih jelas. Juga bau tanah basah yang membuat kita tidur nyenyak saat hujan turun.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar