Rabu, 18 Juni 2014

Berbicara Cinta

“Mata, telinga dan mulut seakan jadi paket lengkap saat kita berbicara cinta”
Novi Kurnia, Dosen Ilmu Komunikasi UGM


Siang ini, aku menonton sebuah film dengan konsep sederhana yang sangat apik. Film dengan judul yang cukup panjang yaitu What They Don’t Talk About When They Talk About Love karya Mouly Surya.
Sebenarnya enggak nonton juga, hla wong setengah paham filmnya karena telat masuk. Intinya film ini bercerita soal ketidakmampuan seseorang dalam melihat, mendengar dan berbicara. Ketidakmampuan ini lalu dihubungkan dengan cinta.
Saat kita berbicara cinta, kita pasti membutuhkan ketiga indra tersebut. Melihat pacar kita memberikan bunga mawar dan melihat indahnya mawar tersebut, mendengar pacar kita menyanyikan lagu romantis dengan petikan gitar atau mengucapkan kata sayang dan rayuan gombal. Film ini membahas soal bagaimana cinta tetap bisa diekspresikan tanpa harus melihat, mendengar dan berbicara. Berisikan soal bagaimana orang dengan kebutuhan khusus ini berdinamika untuk menunjukkan rasa cintanya.

Walau aku gak paham dengan jelas tentang si film, tapi pembukaan Mbak Novi dalam sesi diskusi ini cukup membuatku terharu. Iya, ada banyak cara untuk merasakan dan menunjukkan cinta. Terlebih lagi, seperti kata Mas Rizal, Bahasa Indonesia memiliki kata memperhatikan yang memiliki kata dasar hati. Itu artinya, hati memang memiliki peran yang cukup penting dalam hidup kita. Setidaknya Bahasa Indonesia mengakui. Memperhatikan yang identik dengan memberikan fokus terhadap sesuatu atau bisa dilakukan dengan mata ternyata lebih tepat digunakan dengan kata dasar hati. Iya, hati hehehe

2 komentar:

  1. Eh iya ya, kata dasar memperhatikan itu hati. Gilak, bahasa Indonesia ngajari kita untuk 'main' hati :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa Bahasa Indonesia ternyata so sweeet sekali.. Berdasar pada hatik~

      Hapus